Agama Buddha pernah mengalami masa keemasannya di Bumi Nusantara pada masa keprabuan Sriwijaya di Sumatera, kerajaan kuno Mataram dan Majapahit di Jawa. Pada masa itu, terdapat Perguruan Tinggi Agama Buddha (Mahayana) yang mempunyai nilai Internasional, yakni di Sumatra dan Jawa.
Dalam Sejarah tercatat beberapa sarjana dari negeri Tiongkok dan India datang belajar bahasa Sansekerta, filsafat dan logika Agama Buddha Mahayana. Mereka yang belajar ke sini adalah; I-Tsing (634-713) dua kali ke Sriwijaya dengan 41 bhiksu yang mahasiswa, Hui-Ning (antara tahun 664-667) berguru kepada Janabhadra seorang maha guru Buddhism di Jawa, Atisa (982-1054) dari India datang ke Palembang belajar logika dan filfasat Agama Buddha Mahayana. Tercatat yang ada pada waktu itu para bhiksu dan sarjana maupun mahasiswa dari negeri China yang datang ke bumi Nusantara untuk belajar Agama Buddha Mahayana, tidak ada dari bumi Nusantara yang datang ke Tiongkok untuk belajar. I-Tsing telah menyalin dan menterjemahkan banyak kitab-kitab suci penting Agama Buddha Mahayana dari bahasa Sansekerta ke dalam bahasa Mandarin. Menurut memoir dari I-Tsing, apa yang terdapat di Sriwijaya seperti tata-upacara keagamaan adalah sama seperti di India, dan diperkenalkan dia ke Tiongkok melalui buku-buku terjemahannya yang dikumpulkan selama dua kali berada di Sriwijaya,Palembang.
Kitab Suci Agama Buddha Mahayana ialah Tripitaka dalam tulisan Sansekerta, namun kita sudah tidak dapat menemukannya lagi secara lengkap dalam bentuk aslinya, yang ada sekarang hanya dalam terjemahannya saja dalam beberapa bahasa seperti dalam bahasa Mandarin, Jepang, Korea, Tibet, Inggris (entah sudah selesai atau belum terjemahannya oleh satu tim penerjemah dengan ketuanya Tripitaka Master Hua dari The Ten Thousand of Buddha, San Fransisco).
Kita patut menghargai mereka yang telah berusaha dan menerbitkan kitab-kitab suci Agama Buddha dalam terjemahan saja, dengan buku-buku terjemahan tersebut kita hari ini masih dapat melihat dan mempelajarinya secara keseluruhan tentang Agama Buddha.
Kitab-kitab suci Agama Buddha Mahayana sebagian sudah ada terjemahannya dalam bahasa Indonesia dan sudah diterbitkan. Kitab-kitab suci terjemahan tersebut di bawah ini merupakan bagian dari Tripitaka-Mahayana yang aslinya dalam bahasa Sansekerta.
1. Vajracchedika Prajna Paramita Sutra,
2. Prajna Paramita Hrdaya Sutra (dengan penjelasannya),
3. Sukhavati Vyuha Sutra (Sutra Amitabha teks pendek),
4. Buddhavacana Amitayus Tathagata Sutra (Sutra Amitabha teks panjang)
5. Mahasukhavati Vyuha Sutra,
6. Saddharma Pundarika Sutra,
7. Avalokitesvara Bodhisattva Samanta Mukha, Varga dari Saddharma Pundarika Sutra (teks pendek),
8. Mahayana Buddha Pacchimovada Pari nirvana Sutra (Maha-Parinirvana Pacchimovada Sutra),
9. Amitayur Dhyana Sutra (Sutra 16 metode untuk meditasi),
10. Dasa Kausalya Karma Sutra,
11. Samanta Bhadra Carya Pranidhana, Varga dari Avatamsaka Sutra,
12. Prakala Bodhisattva Mahasthamaprapta tentang Kesempurnaan Buddhasmrtih, Varga dari Surangama Sutra,
13. Bhaisajyaguru Sutra,
14. Ulambana Sutra,
15. Ksitigarbha Bodhisattva Purva Pranidhana Sutra,
16. Vimalakirti Nirdesa Agung,
17. Sutra Delapan Kesadaran Agung,
18. Sutra Empat Puluh Dua Bagian
19. Buddhavacana Maitreya Bodhisattva Sutra (Buddhavacana Bodhisattva Maitreya Upapadyante Tusita Dhyana Sutra),
20. Sutra Altar,
21. Sutra Tentang Bodhisattva Maitreya Mencapai Buddha,
22. Maha Vaipulya Paripurnabudhi Nitartha-Sutra (Sutra Maha Kesadaran Yang Sempurna)
23. Mahayana Sraddhotpada Sastra,
24. Suhrilekha (Surat Seorang Sahabat)
25. Riwayat Buddha Shakyamuni.
Dan beberapa buku penting yang dapat kami kumpulkan untuk pengetahuan bagi umat Mahayana, antara lain :
1. Buddha Dharma Pelbagai Yana,
2. Beberapa Aspek Tentang Agama Buddha Mahayana,
3. Mahayana,
4. Pokok-Pokok Dasar Agama Buddha,
5. Sutra-sutra Mahayana,
6. Buddhism Chan/Zen,
7. Zen, Inti Sari Ajaran,
8. Mengenal Para Arahat,
9. Mengenal Para Bodhisattva,
10. Mengenal Para Buddha,
11. Kisah Nyata Hukum Karma,
12. Penuntun Kebaktian Agam Buddha,
13. Kriteria Rumah Ibadah Agama Buddha Mahayana Indonesia,
14. Mengenal Beberapa Aspek Filsafat Konfusianisme, Taoisme, dan Buddhisme,
15. Dharma Pitaka,
16. Pembahasan 3 Sutra Agama Buddha
17. Jalan Tunggal (Studi Perbandingan Mengenai Mahayana dan Theravada)
18. Buku Pedoman Penghayatan Agama Buddha Mahayana
19. Karakteristik dan Esensi Ajaran Zen
dan masih banyak lagi judul buku-buku penting Mahayana lainnya.
Sutra Mahayana terbagi ke dalam 6 kelompok besar menurut Sangharakshita Maha Sthavira di dalam bukunya A Survey of Buddhism (hal. 347) sebagai berikut :
Kelompok 1 - 5 menyajikan pembagian secara umum,
Kelompok 6, berbagai naskah yang independen.
1. Prajna Paramita (lebih dari 30 buku; dalam ribuan halaman),
2. Avatamsaka; ada 3 kelompok (Gandavyuha masuk dalam ini),
3. Dasabhumika,
4. Ratnakuta dan Mahasamnipata,
5. Nirvana atau Parinirvana,
6. Naskah-naskah yang independen, termasuk beberapa Sutra penting dan berpengaruh, antara lain; Saddharma Pundarika, Lankavatara, Sukhavati-Vyuha (teks pendek).
Sukhavati-Vyuha (teks panjang) masuk dalam kelompok Mahasamnipata, dan Vimalakirti-Nirdesa masuk dalam kelompok Ratnakuta.
Dharma yang disabdakan oleh Hyang Buddha menurut Master Chih-i (538-597) dari Sekte T'ien-Tai dapat dibagi menjadi 5 periode dan 8 ajaran, yaitu: 5 Periode,
1. Periode Avatamsaka ; Hyang Buddha menerangkan Nuddha Dharma selama 3 x 7 hari tanpa dapat dimengerti oleh para Bodhisattva Mahasattva dan Makhluk suci.
2. Periode Agama; Hyang Buddha menerangkan Buddha Dharma selama 12 tahun kepada umat awam di mulai dari Taman Rusa waktu Asadha dengan khotbah pertamanya Memutar Roda Dharma Dharmacakra Pravartana Sutra.
3. Periode Vaipulya; Hyang Buddha menerangkan Buddha Dharma selama 8 tahun seperti yang terdapat dalam Sutra-Sutra : Lankavatara, Vimalakirti-Nirdesa, Maha Prajna Paramita-Sutra.
4. Periode Prajna Paramita; Hyang Buddha menerangkan Buddha Dharma selama 22 tahun menerangkan Maha Prajna Paramita Sutra.
5. Periode Lotus dan Nirvana; Hyang Buddha menerangkan Buddha Dharma selama 8 tahun, menerangkan Saddharma Pundarika, dan Maha Pari Nirvana, satu hari sebelum Buddha Shakyamuni memasuki Maha Pari Nirvana.
8 Ajaran terdiri dari :
1. Secara seketika, yaitu Anuttara-Samyak-Sambodhi dari Beliau, masuk periode Avatamsaka.
2. Secara Perlahan-lahan, masuk periode Agama, Vaipulya, dan Prajna.
3. Secara yang sifatnya tidak umum, dari periode Avatamsaka sampai Prajna.
4. Tanpa mistik.
5. Tripitaka,
6. Persatuan atau penyatuan dari semua aliran dan sekte.
7. Jalan Tengah, masa Mahayana hanya untuk para Bodhisattva,
8. Kesatuan yang harmonis dan agung, semua ajaran Buddha Dharma adalah Satu untuk Semua, dan Semua untuk Satu.
Dharmaparyaya (9 Sutra Besar Mahayana, Secara Tradisi; 9 Bidang Dharma);
1. Astasahasrika Prajna Paramita Sutra
2. Saddharma Pundarika Sutra,
3. Lalita Vistara Sutra
4. Lankavatara Sutra (Aryasaddharma Lankavatararonama Mahayana Sutram),
5. Gandavyuha Sutra,
6. Tathagataguhyaka Sutra,
7. Samadhiraja Sutra,
8. Suvarna Prabhasa Sutra,
9. Dasabhumika Sutra
1 komentar:
unggahannya bagus
terimakasih
Posting Komentar